Skip to main content

In English They Say, In My Words I Say... Part 1

In English they say...

"I'm here for you"

 

In my words, I say...

"I do have the glue to mend the broken pieces of your heart,

and...

I am willing to help you fix it

But I do know, 

You won't allow me to do so

'Cause you... 

You still hold that broken pieces so dearly

So, whatever it is you feel the best for yourself,

Just please do it

One thing I know for sure, 

Let the pain completely destroy you

Don't resist, or even fight it

I just can pray that God let the flowers grow in between those brokenness

Not for me, but only for you

And when you finally feel liberated 

You always know where to find me

I'm there, always...

 


Comments

Popular posts from this blog

Half Time: Mari Berjeda

  Udah dua minggu lebih ini aku nggak buka Instagram (Yey!! Ternyata aku bisa, hahaha... *aku bangga 😎 ). Bukan apa-apa, terakhir aku buka, alogaritma Instagramku nggak baik. Selain itu, baru aku sadari kalo kapasitas kepalaku saat ini ternyata tidak cukup punya banyak ruang kosong untuk menampung pikiran-pikiran baru (yang lama-lama buang makanya jangan ditampung terus,  Malih!!!).  Di samping itu, terakhir kali aku  log in,  aku sedang ada di mode harus mengurusi dan menyelesaikan banyak hal, dan kebetulan berbarengan dengan datangnya masa  premenstrual syndrome  (tau sendiri kan perempuan kalo lagi PMS rasanya gimana, orang nafas aja bisa jadi salah  😅 ). Semua hal itu tentunya adalah kombinasi ciamik untuk membuat diri merasa begitu buruk ketika kena alogaritma Instagram yang tidak terlalu baik. Bawaannya bikin  mood drop  dan akhirnya  overthinking . Ujung-ujungnya tanpa sadar  negative vibes ku  leaking  ...

Obrolan Kecil Bersama Ibu dan Bapak

Suatu kali.. di sela seruputan kopi pagiku, aku bilang pada Ibu dan Bapak: "Hidupku kok sepertinya selalu berputar di lingkaran yang itu-itu saja yah. Polanya tetap sama. Rasanya bahkan aku tidak ingin mengupayakan apapun. Ibaratnya kalau ada orang bilang kalau ayam itu kakinya tiga dan bisa terbang lebih tinggi dari elang,  aku sama sekali sudah tak punya keinginan untuk sanggah. Pasti ku jawab iya. Energiku rasanya habis bahkan untuk meluruskan common sense sederhana seperti itu"  Lalu... tiba-tiba ibu bilang: "Kamu itu nanti pasti bertemu badai, badaimu di depan nanti pasti lebih kencang. Kalau dengan angin kecil begini saja kamu kalah, nanti bagaimana kamu sanggup melawan badai?" Lalu Ibu melanjutkan: "Kemana yah perginya anak perempuan ibu yang biasanya tangguh dan pantang menyerah itu?" Tidak lama Bapak bergumam pelan: "Kamu itu tidak sabaran. Percaya saja waktunya Tuhan. Kalau sudah waktunya Tuhan, siapa yang bisa menahan lajunya." Dan aku...

Tentang Berlebaran (Mumpung Masih Syawal)

Sebenernya tulisan ini dirintis ditulis dari beberapa hari sebelum takbiran dan lebaran kemaren gegara efek dengerin podcastnya Milenial Islami di Inspigo. Waktu itu, kebetulan bahasannya lagi tentang berlebaran di luar negeri. Tapi akhirnya, tulisan ini baru bisa diselesaikan lima menit yang lalu dan di publish hari ini, berminggu-minggu setelah lebaran usai (yang penting masih bulan Syawal   kan yah, kan katanya bulan Syawal itu bulan banyak berkah makanya banyak yang nikah, eh ). Waktu itu males nerusin tulisan ini karena dunia perjagadmayaan keburu rusuh dan bikin gerah. Aku sempet uninstall Twitter dan Instagram untuk beberapa saat karena mumet liat makhluk Tuhan pada berantem terus gegara perhelatan copras-capres (Padahal percayalah kawan, berantem   khususnya berantem di medsos nggak bikin kita kenyang, yang ada jempol bareuh dan ngajebragan ) Jadi ceritanya begini, setelah lebih dari ribuan purnama aku hidup di dunia, baru di Lebaran taun ini aku baru ngerasain...