(Disclaimer, ini kejadian tahun 2013 lalu, tapi berhubung yang nulis malesnya agak kebangetan, jadilah baru ditulis sekarang. Ceritanya buat nostalgiaan katanya)
Kita berangkat dari Nijmegen agak siangan naik bus No. 58 dari Stasion Nijmegen, ceritanya sekalian ngejar waktu makan siang di Kleve. Harga tiketnya juga murah, cuma sekitar 4,5 Euro-an. Jauh lebih murah dari seporsi kapsalonnya The Doner Company. As I said, Jarak Nijmegen-Kleve emang deket. Orang-orang bahkan sering ke Kleve naik sepeda. Di Kleve sendiri sebenernya nggak berasa beda sama Nijmegen. Tata kotanya mirip-miriplah sama Nijmegen. Yang beda mungkin cuma kalo biasanya di Nijmegen kita sering denger suara “g” khasnya Belanda, kali ini yang kedengeran adalah aksen kental ala Jerman. Tapi katanya, banyak orang Kleve yang bisa bahasa Belanda juga.
Ikonnya Kleve |
Pas nyampe Kleve kita langsung cari makan siang. Dari kabar angin yang kita dengar, makanan di Jerman itu jauh lebih punya rasa dari makanan yang di Belanda. Jadilah kita masuk ke satu restoran cepet saji di tengah-tengah centrumnya Kleve. Nama restorannya aku lupa lagi. Cuma yang aku inget, kita bertiga pesen half-chicken sama fries. Dan tau nggak, harga seporsi half-chicken sama fries di Kleve itu murah banget, setengahnya harga seporsi makanan yang sama di Nijmegen. Kitapun sedikit kalap karena berasa nemu harta karun murah di Kleve. Selain harganya lebih murah, rasa ayamnya jauh lebih berasa dari rasa ayam yang dijual di café-café yang ada di Nijmegen (Sorry Nijmegen, Kleve wins this food battle)
Lapaaarrrrr... |
Setelah itu, kita pelesiran keliling centrum Kleve dan transit di Schwanenburg Castle, rumah masa kecilnya Anne of Cleve, istri keempatnya Henry VIII. Tau Henry VIII a.k.a Henry Tudor kan? Itu lo, Raja Inggris bapaknya Elizabeth I. Doi itu raja yang hobi ganti-ganti istri sampe enam kali. Dua istrinya malah mati dipenggal atas perintah doi. Tapi si Anne of Cleve ini boleh dibilang beruntung meskipun nikahnya nggak lama dan langsung dicerai karena katanya Henry ngerasa ditipu. Katanya Henry ngerasa Anne nggak sama dengan wajah wanita di lukisan yang dikasihin ke doi. Menurut doi, Anne ini malah nggak ‘secantik’ di lukisannya. Anne beruntung nggak berujung di kapak pancung kayak dua istri Henry yang lain. Biasanya kalo doi mulai terusik, doi maen pancung aja. Entahlah doi sebenernya pengen istri yang gimana.
Gatenya Schwanenburg Castle, sayang lagi ada maintanance |
Schwanenburg Castle ini sebenernya udah alih fungsi jadi museum geologi, jadi di dalemnya itu udah nggak banyak barang kerajaan. Yang ada cuma kumpulan sampel-sample bebatuan. Tapi lumayan lah yah, setidaknya bentuk castlenya masih dipertahankan dan dirawat dengan baik pula. Anyways.. dari atas Tower Schwanenburg Castle ini juga kita bisa liat Kota Kleve secara keseluruhan. Mirip-miriplah sama Towernya Mesjid Agung Bandung 😁
Kleve dari atas Tower Schwanenburg Castle |
Abis selesai main-main dan berasa jadi princess di Schwanenburg Castle, kita lanjut jalan-jalan lagi ke centrumnya Kleve. Kali ini kita kembali ke misi awal yaitu BELANJA. Teh Vycke emang lagi cari oleh-oleh buat di bawa ke Indonesia, dan di Kleve yang katanya murah-murah barangnya inilah doi mau berburu. Selagi teh Vycke nyari buruannya, aku keliling-keliling berharap dapet barang murah juga. Dan ternyata… ada toko boots yang murah banget. Harga bootsnya malah ada yang 15 Euro. Di Nijmegen mana dapet beginian. Sebenernya aku udah ada boots. Tapi berhubung wanita kan yah, kayaknya nggak sreg aja kalo si boots yang aku punya itu nggak ada temennya. Tergodalah aku dan sebuah boot coklat seharga 20 Europun berhasil dibawa pulang.
Setelah selesai dengan buruan masing-masing, kita bertiga buru-buru lari ke halte bus terdekat soalnya takut nggak dapet bus balik ke Nijmegen. Karena waktu itu lagi winter, jam operasional bus nggak sepanjang pas summer. Jam 6 sore semuanya udah bergegas pulang. Dengan hati riang karena dapet makan dan barang murahpun kami baik ke Nijmegen 😊
Comments
Post a Comment