(Disclaimer, ini kejadian tahun 2013 lalu, tapi berhubung yang nulis malesnya agak kebangetan, jadilah baru ditulis sekarang. Ceritanya buat nostalgiaan katanya)
Dari Milan, kita naik kereta cepatnya Italia "Trenitalia Frecciarossa" menuju Venezia atau orang kenalnya dengan nama internasionalnya yaitu "Venice", kota romantis yang sering dijadiin tujuan penganten baru buat honeymoon, hehe... Waktu yang ditempuh dari Milan ke Venezia adalah sekitar dua jam setengahan. Di Venezia, kita tiba pukul 07.00 malaman. Dari terminal kita langsung ke hostel buat taro barang-barang. Tapi nggak langsung mandi karena kita mau lanjut jalan-jalan (padahal sejak berangkat dari Belanda kita belum ketemu mandi, haha..). Untungnya winter, jadi biarpun kita jalan terus, kita nggak banyak keringetan. Setelah taro barang kita langsung keluar dan jalan-jalan sekalian cari makan malam.
Boneka Santa yang gelantungan di sebrang hostel kita |
Kita cuma punya waktu satu malam aja di Venezia. Makanya, kita bener-bener manfaatin waktu satu malam itu buat explore Venezia dari ujung ke ujung. Sebagai pembuka, kita makan malam dulu di sebuah tempat makan lokal. Aku makan Chicken and Veggie (menu paling aman).
Makan malam kita di Venezia |
Pas lagi di tempat makan itu entah kenapa perutku tiba-tiba mules. Aku nggak tau apa itu efek dari makanan yang aku makan sebelumnya atau bukan. Aku sendiri curiga ini efek dari makan ikan yang di rest area. Aku curiga soalnya ikan itu ada sausnya. Waktu aku pesen menu itu, karena gap bahasa antara aku sama penjualnya, aku nggak sempet konfirmasi apa aja ingredients yang ada di sausnya. Aku keinget pengalamanku waktu makan menu yang hampir mirip di kantin kampus. Waktu itu, pelayan kantin kampus bilang meskipun menunya ikan tapi di sausnya ada kandungan babinya. Makanya dia kasih tau aku buat skip sausnya. Aku juga inget kata Kang dokter Gozali, kalo kita kemakan bahan yang mengandung babi, perut kita biasanya kasih respon dengan jadi mules-mules. Anyways.. karena mules, aku coba permisi melipir ke toilet. Tapi ternyata di luar prediksiku, toilet di Venezia kotor dan bau. Jauh dari toilet umum di Belanda yang meskipun buat umum tapi cenderung lebih bersih aja.
Selesai isi perut, kita bener-bener jalan-jalan (literally jalan-jalan pake kaki) ngelilingin Venezia dari ujung ke ujung. Venezia ini emang punya magis sendiri buatku. Auranya beda. Meskipun bangunan-bangunannya banyak yang tua, cahaya kotanya juga remang-remang, tapi entah kenapa kasih kesan yang bikin kita betah dan kangen. Sepanjang jalan, yang ku ingat adalah ada banyak penjual street food dan pernak-pernik. Yang paling aku nggak bisa lupa adalah banyak banget yang jual salami dan es krim. Meskipun kota turis, tapi Venezia masih sangat nyaman buat dinikmati. Buat aku vibes "too touristic" yang biasa orang-orang kasih buat tempat yang jadi destinasi utama liburan itu nggak berasa aja di Venezia ini.
Jalan-jalan dalam arti yang sebenar-benarnya |
Suasana malamnya Venezia |
Ponte di Rialto |
Basilica di Santa Maria della Salute |
Habis keliling, kita balik ke penginapan di tengah malam. Sampe di penginapan, kita gantian buat mandi (akhirnya..) dan kemudian setelah bersih kita tidur di kasur masing-masing. Karena winter, besoknya setelah bangun dan solat subuh kita masih bisa leha-leha dan rebahan karena matahari belum terbit meskipun udah lewat jam tujuh. Setelah semua anggota tim bangun, kita bersiap buat ngejar kereta kita menuju Firenze . Karena sebelum tidur kita semua udah mandi, kita cuma gosok gigi, ganti baju dan langsung bergegas beresin barang buat cabut dari Venezia. Oh iya, kita skip makan pagi karena kita takut ketinggalan kereta. Sepanjang jalan menuju Venezia Mestre Train Stasion, aku baru sadar kalo ternyata Venezia setelah matahari terbit itu memang bener-bener cakep. Jauh lebih cakep dari yang semalem aku kelilingin. Warna-warna cat tembok bangunan di Venezia ketemu sama warna air kanal di sana bener-bener kombinasi yang ciamik, kayak lukisan antik. Kotanya bener-bener cantik, elegan, nggak berlebihan, dan punya style sendiri. Sayangnya, karena kita bener-bener buru-buru, aku nggak sempet ambil foto kotanya di pagi hari.
Addio Venezia, mudah-mudahan suatu saat kita ketemu lagi! Lanjut ke Firenze kita!
Comments
Post a Comment